NGERI! Tanah Longsor Hantam 6 Daerah di Sumut, Polri Kerahkan Empat SSK Brimob

 

Meta Deskripsi

Update longsor dan banjir di Sumatera Utara: 20 kejadian di 6 daerah, 19 korban, Polri kerahkan empat SSK Brimob dan satuan tambahan untuk evakuasi serta pembukaan akses.

Slug URL

update-longsor-dan-banjir-sumatera-utara-polri-kerahkan-brimob

Keyword Frasa Utama YOAST

longsor dan banjir Sumatera Utara

Polri Kerahkan Brimob Tangani Longsor dan Banjir di Enam Daerah Sumatera Utara

 

Bencana hidrometeorologi kembali menghantam Sumatera Utara. Hingga Selasa, 25 November, Polri mencatat 20 peristiwa yang terdiri dari 12 tanah longsor, 7 banjir, dan 1 pohon tumbang. Enam kabupaten dan kota terdampak yaitu Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, serta Nias. Situasi darurat ini mendorong percepatan respons di berbagai sektor agar penanganan korban tidak terhambat.

Dampak Meluas, Korban dan Pengungsian Terus Bertambah

Rentetan bencana tersebut memakan korban sebanyak 19 orang. Sepuluh warga meninggal dunia, tiga mengalami luka, sementara enam lainnya masih hilang dan dalam proses pencarian. Selain itu, lebih dari 2.393 kepala keluarga terdampak kerusakan rumah. Sebanyak 445 penduduk terpaksa mengungsi ke lokasi aman karena kondisi lingkungan belum stabil dan rawan susulan.

Di Tapanuli Tengah, longsor pada pukul 07.00 WIB merusak satu rumah dan merenggut empat nyawa. Hujan berturut-turut sejak 17 hingga 22 November menyebabkan banjir luas yang berdampak pada 1.902 keluarga dan memaksa 45 warga meninggalkan tempat tinggal mereka. Situasi ini menambah kerja tim lapangan yang harus membagi fokus antara evakuasi korban dan pemulihan akses dasar.

Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan Juga Lumpuh

Kerusakan tidak hanya terjadi di Tapanuli Tengah. Di Mandailing Natal, tim menemukan material longsor yang menutup Jembatan Aek Inumon II sehingga distribusi bantuan dan mobilisasi warga terhambat. Sementara itu, banjir di Muara Batang Gadis merendam 470 rumah dan menyebabkan 400 warga mengungsi. Kondisi air yang belum surut menandakan ancaman masih terbuka dan perlu kewaspadaan lanjutan.

Di Tapanuli Selatan, satu warga meninggal akibat pohon tumbang dan satu lainnya mengalami luka-luka. Curah hujan tinggi sepanjang pekan memperbesar risiko longsor baru, terutama di wilayah perbukitan dan tepi aliran sungai yang tanahnya mulai labil.

Tapanuli Utara, Sibolga, dan Nias Masih Dalam Penanganan Intensif

Tapanuli Utara menghadapi tiga titik longsor yang merusak dua rumah, menyebabkan satu korban luka, dan menutup badan jalan. Arus transportasi terganggu sehingga bantuan membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk ke area terdampak. Sementara itu, Kota Sibolga menjadi wilayah dengan dampak paling berat. Enam kejadian longsor menewaskan lima warga, tiga mengalami luka, dan empat masih dalam pencarian. Sebanyak 17 rumah rusak akibat terjangan material tanah dan batu.

Di Nias, akses utama menuju Desa Hiligodu Gunungsitoli juga tertutup material longsor. Kondisi ini menahan suplai logistik dan membuat tim penyelamat harus bekerja lebih cepat membuka jalur baru.

Polri Percepat Evakuasi dan SAR dengan Penguatan Brimob

Melihat eskalasi bencana, Polri langsung mengerahkan satuan Brimob untuk mempercepat evakuasi. Tim bergerak melakukan TPTKP, pencarian korban, hingga pengamanan dan pengaturan lalu lintas. Operasi lapangan diperkuat dengan BPBD, Basarnas, TNI, serta relawan yang sejak awal berada di lokasi.

Karo Ops Polda Sumut Kombes Pol Victor Togi Tambunan menyampaikan bahwa empat SSK Brimob diterjunkan ke beberapa titik terdampak. Pada pukul 09.30 WIB, satu SST Yon C Por yang dipimpin IPDA Slamet bekerja di Jalan Lintas Padang Sidempuan–Tarutung untuk membantu evakuasi warga. SST lain di bawah pimpinan IPDA Erwinsyah S sudah memasuki Desa Parsalakan, Tapanuli Tengah, guna membantu pemulihan akses yang terputus.

Tim di Kecamatan Batangtoru masih menunggu alat berat untuk membersihkan badan jalan. Pada pukul 14.15 WIB, satu SST Kompi 2 Yon B Por bergerak menuju Sibolga, meski sempat berhenti sementara untuk menangani kecelakaan lalu lintas di Simpang Marjarunjung.

Penanganan Diperluas, Satuan Tambahan Diturunkan

Polri tidak ingin penanganan terfokus di satu titik sehingga memperluas pengerahan personel. Tambahan pasukan turun melalui 1 SST Makoyon B Por Tebing Tinggi, 1 SSK Yon A Por Medan, dua SST Yon A Por untuk Tapanuli Tengah, serta dua SST Kompi 4 Yon C Por yang diperuntukkan wilayah Nias.

Malam hari, dukungan kembali bertambah berupa satu SST Samapta, dua tim Dokkes, serta satu tim Bidang Teknologi Informasi untuk memperkuat koordinasi lapangan. Keesokan harinya, dua SST Samapta lain dijadwalkan berangkat menuju area bencana untuk memperluas jangkauan operasi SAR.

Transparansi Informasi dan Perlindungan Warga Diutamakan

Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan komitmen Polri dalam memberikan layanan terbaik selama masa darurat. Ia menjamin setiap perkembangan pencarian dan evakuasi akan disampaikan secara terbuka agar warga dapat mengambil langkah aman. Polri memastikan seluruh kekuatan operasional tersedia untuk membantu pemulihan dan melindungi masyarakat.

Kesimpulan: Situasi Masih Genting, Kolaborasi Jadi Kunci

Pemulihan di Sumatera Utara belum selesai. Enam daerah masih berada dalam situasi rawan dan membutuhkan dukungan personel serta logistik. Kehadiran Brimob dan unit gabungan diharapkan mempercepat pencarian korban hilang sekaligus membuka akses darurat untuk warga.

Dengan peningkatan koordinasi antarinstansi serta penyampaian informasi yang transparan, proses penanganan diharapkan berlangsung lebih efektif. Masyarakat diminta tetap berwaspada terhadap cuaca dan segera melapor jika menemukan tanda-tanda bahaya.