Pemprov DKI Dorong Jembatan Buka-Tutup Jadi Senjata Baru Normalisasi Sungai Jakarta

Pemprov DKI Dorong Jembatan Buka-Tutup Jadi Senjata Baru Normalisasi Sungai Jakarta

belikaca.id  – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan bahwa jembatan buka-tutup akan menjadi instrumen penting dalam strategi normalisasi sungai di ibu kota. Ia mencontohkan Jembatan Antar Kampung (JAK) Gandaria sebagai perintis infrastruktur inovatif yang mampu mengubah pola kerja penanganan saluran air di kawasan padat. Menurutnya, jembatan ini tidak sekadar berfungsi sebagai akses warga, tetapi juga membuka jalan bagi alat berat seperti ekskavator untuk masuk langsung ke badan sungai. Dengan begitu, proses pengerukan lumpur maupun pembersihan sampah bisa berlangsung lebih cepat, terukur, dan efektif.

Desain Adaptif Pecahkan Masalah Lama

Selama bertahun-tahun, upaya normalisasi sungai di Jakarta selalu tersendat oleh jembatan permanen yang menghalangi pergerakan mesin berat. Kawasan padat seperti Tanah Abang menjadi contoh nyata betapa sulitnya pengerukan ketika akses sungai terhambat konstruksi lama. Namun, jembatan buka-tutup menawarkan solusi adaptif. Dengan struktur yang bisa diangkat atau dipisahkan sementara, alur sungai langsung terbuka. Hal ini membuat ekskavator maupun truk pengangkut lumpur bisa bergerak bebas tanpa hambatan. Karena itu, desain ini dianggap sebagai jawaban atas persoalan teknis yang bertahun-tahun mengganjal.

Ekspansi Infrastruktur di Titik Padat

Pemprov DKI kini menargetkan perluasan penggunaan jembatan buka-tutup di berbagai titik kritis lain. Pramono menekankan bahwa prioritas utama jatuh pada permukiman padat penduduk yang sulit dijangkau alat berat. Ia menilai keberhasilan percontohan di Gandaria membuktikan konsep ini layak dikembangkan lebih luas. Oleh sebab itu, pemerintah berencana membangun lebih banyak jembatan serupa dalam jangka menengah maupun panjang. Dengan strategi itu, normalisasi sungai di kawasan rawan banjir bisa berjalan lebih cepat sekaligus lebih sistematis.

Infrastruktur Responsif Perkuat Penanggulangan Banjir

Pramono menambahkan bahwa manfaat jembatan buka-tutup tidak berhenti pada aspek teknis. Inovasi ini juga memperkuat strategi makro penanggulangan banjir. Karena akses lebih terbuka, proses pengerukan aliran sungai dapat dipercepat dan mobilisasi alat berat menjadi fleksibel. Dengan demikian, efektivitas pengelolaan sungai meningkat signifikan. Ia menegaskan bahwa Jakarta membutuhkan infrastruktur yang responsif, bukan hanya monumental. Maka, jembatan buka-tutup diharapkan menjadi salah satu pondasi baru dalam membangun sistem drainase kota yang lebih tangguh sekaligus lebih andal menghadapi tantangan banjir tahunan.

nita mantan steamer