Gubernur Dedi Mulyadi Murka: Ancam Potong Anggaran Sukabumi Gara-Gara Balita Tewas dengan Cacingan
Gubernur Dedi Mulyadi Murka: Ancam Potong Anggaran Sukabumi Gara-Gara Balita Tewas dengan Cacingan
belikaca.id – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, meluapkan kemarahan setelah muncul kasus balita di Sukabumi yang meninggal dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing pita. Ia menilai peristiwa ini menggambarkan kegagalan serius dalam fungsi pelayanan publik yang seharusnya melindungi warga sejak awal. Dengan nada tegas, ia menyatakan siap memangkas anggaran Kabupaten Sukabumi sebagai bentuk hukuman nyata atas kelalaian pemerintah daerah dalam mendeteksi sekaligus menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. Menurutnya, pemerintahan tidak boleh bekerja reaktif dengan menunggu kasus ekstrem, melainkan wajib mengoptimalkan kinerja sejak dini.
Fungsi Pencegahan Terbengkalai
Dedi mengungkapkan bahwa Sukabumi sebenarnya memiliki sistem pelayanan publik yang cukup lengkap, mulai dari posyandu, bidan desa, kader PKK, hingga program Keluarga Berencana. Namun, semua perangkat itu tidak menjalankan fungsi preventif secara optimal. Ia mencontohkan bahwa balita korban tidak pernah ditimbang di posyandu. Padahal, penimbangan bayi termasuk layanan dasar yang harus dilakukan secara rutin dan menjadi indikator kesehatan anak. Karena itu, ia mempertanyakan bagaimana bayi bisa jatuh dalam kondisi parah jika semua mekanisme preventif berjalan sesuai aturan.
Sanksi Tegas untuk Aparat Hingga Desa
Tidak hanya berbicara soal anggaran, Dedi juga menyiapkan sanksi bagi aparat desa dan tim penggerak PKK yang dianggap lalai. Ia menegaskan bahwa perangkat desa memiliki tanggung jawab untuk mendeteksi kelahiran, sementara bidan desa harus aktif memantau tumbuh kembang bayi. Menurutnya, ketika kedua fungsi itu tidak berjalan, maka kegagalan yang terjadi bersifat sistemik. Ia menambahkan bahwa dirinya telah memerintahkan jajaran terkait untuk menangani keluarga korban secara menyeluruh, termasuk memberi perhatian pada kasus TBC serta masalah kesehatan mental anggota keluarga yang lain.
Dorongan Pemerintah untuk Cegah Kasus Serupa
Di tengah keprihatinannya, Dedi menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf langsung kepada keluarga korban. Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh lagi menunggu kasus ekstrem untuk bertindak, melainkan harus melakukan kroscek harian terhadap kondisi warga. Menurutnya, bila seorang gubernur masih harus turun langsung mengurusi masalah dasar seperti penimbangan bayi atau pendataan keluarga miskin, maka hal itu menimbulkan pertanyaan besar mengenai peran nyata pemerintahan daerah. Ia mengingatkan bahwa pelayanan publik sejatinya harus hadir di level terdekat masyarakat, bukan baru bergerak ketika nyawa sudah melayang.
Related Posts

Trapo Perkenalkan Kaca Film Mobil Canggih di GIIAS 2025, Siap Lindungi dari Sinar UV dan Panas Ekstrem

Kaca Berlapis: Inovasi untuk Pencahayaan Alami yang Optimal di Ruang Dalam
